BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Alam
semesta tak terkira luasnya, terdapat
kira-kira lebih dari 100 miliar galaksi. Galaksi adalah suatu sistem bintang
yang berjumlah miliaran. Tata surya kita adalah salah satu anggota galaksi
Milky Way (galaksi Bimasakti). Sistem tata surya terdiri atas matahari sebagai
pusat, yang di kelilingi delapan planet dan bulan-bulannya serta benda-benda
kecil antar planet, di antaranya adalah asteroid, komet dan meteoroid. Dan
delapan planet yang mengitari matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus & Neptunus.
Benda-benda
antar planet dalam tata surya adalah Asteroid, Komet dan Meteoroid. Asteroid merupakan bongkah-bongkahan
batuan yang terdapat dalam sabuk Asteroid, antara Mars dan Jupiter.
Dalam
makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai pengertian asteroid,
penemu-penemu asteroid dan asteroid yang beresiko menghantam bumi.
1.2
Rumusan masalah
a.
Apa yang di maksud dengan Asteroida ?
b.
Apa saja
teori-teori yang berhubungan dengan asteroid?
c.
Apakah
asteroid berpotensi
membahayakan bumi?
d.
Dimana
asteroid berpotensi membahayakan bumi?
1.3
Tujuan
a.
Untuk mengetahui asterioda dalam membahayakan bumi.
b.
Untuk mengetahui teori-teori yang berhubungan dengan
asteroid.
c.
Untuk mengetahui siapa saja penemu asteroid.
d.
Untuk
mengetahui letak asteroid yang berpotensi membahayakan bumi?
BAB II
ASTEROIDA MEMBAHAYAKAN
BUMI
A.
Pengertian
Asteroid
Pada tahun 1801, Piazzi seorang astronom bangsa Itali
melakukan observasi dengan teleskop menemukan benda langit yang berdiameter
lebih kurang
2 km beredar mengelilingi Matahari. Dalam beberapa tahun kemudian ternyata ditemukan pula beberapa benda
semacam itu. Benda-benda itu mengorbit mengelilingi Matahari pada jarak antara Mars dan Yupiter.
Pada awalnya orang menyebut benda ini sebagai planet, tetapi karena ukurannya
jauh lebih kecil dari planet dan benda-benda ini sangat banyak jumlahnya.
Maka benda-benda langit ini disebut asteroid atau planetoid (planet kecil). Jadi, asteroid adalah benda-benda
langit berukuran kecil yang mengelilingi matahari pada lintasan tertentu. Bentuk sisinya tidak
beraturan sehingga orang mengatakan bahwa asteroid adalah
pecahan-pecahan sebuah benda langit. Bentuk lintasannya menyerupai lingkaran.
Jumlah asteroid tidak hanya satu
melainkan puluhan, ratusan bahkan milyaran. Pada saat ini tercatat sebanyak 1.600 asteroid, tetapi jumlah
sebenarnya tidak kurang dari 100.000 buah dengan massa keseluruhan hanya
sekitar 0,001 dari massa bumi.
Karena banyak nya asteroid yang
berkumpul di antara Mars dan Jupiter maka para astronom menyebut kawasan ini
sebagai Sabuk Asteroid. Bentuk dari asteroid sendiri tidaklah seperti bumi dan
bintang yang cenderung berbentuk bulat. Ada yang berbentuk batu lonjong dan ada
pula yang berbentuk batu tak beraturan. Ukurannya pun bermacam-macam mulai dari
1 meter hingga puluhan meter. Komposisi bahan pembentukannya pun bermacam-macam, ada yang mayoritas
tersusun dari batu dan ada pula yang tersusun dari besi. Jika asteroid ini
melewati atmosfer bumi maka asteroid ini berganti nama menjadi Meteor dan
ketika ia jatuh ke bumi maka ia akan berubah nama lagi menjadi Meteorit. Asteroid
terbesar adalah Ceresyang yang mempunyai
diameter kira-kira 772 km. Diduga 2% dari asteroid mempunyai diameter lebih
dari 60 km. Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan
visualnya. Komet
menampakkan koma ("ekor")
sementara asteroid tidak.
B.
Teori yang berhubungan dengan
Asteroida
Ø
Para
ahli astronomi menyatakan dalam sebuah teori bahwa asteroid adalah sisa-sisa
planet yang meledak sebelumnya mengorbit matahari di antara orbit-orbit Mars
dan Jupiter. Planet tersebut bergerak hingga jarak yang terlalu dekat dengan
Jupiter sehingga hancur karena adanya gaya gravitrasi planet Jupiter.
Kepingan-kepingan planet saling berbenturan sehingga menyebabkan orbit-orbit
yang berbeda.
Ø
Ada
sebuah teori lain menjelaskan bahwa asteroid adalah bongkahan-bongkahan
benda-benda angkasa yang tidak pernah dapat membentuk planet pada waktu sistem
tata surya terbentuk. Hal ini karena adanya gaya gravitasi dari planet Jupiter,
yang menghalangi bongkahan-bongkahan benda angkasa tersebut untuk saling
menarik dan membentuk sebuah bentuk yang utuh.
Ø
Teori
”kiamat” pertama terjadi di bumi akibat tertabrak oleh asteroid. Bencana yang
terjadi sekitar 250 juta tahun silam ini memicu kepunahan dinosaurus dan
terjadinya perubahan sebaran struktur geologi planet kita.
C.
Asteroid membahayakan bumi
Ilmuwan menemukan bukti baru yang
menguatkan teori ”kiamat” pertama terjadi di bumi akibat tertabrak oleh
asteroid. Bencana yang terjadi sekitar 250 juta tahun silam ini memicu
kepunahan dinosaurus dan terjadinya perubahan sebaran struktur geologi planet kita.
Teori yang menyatakan bahwa pernah ada sebuah bintang atau benda langit yang melesat ke bumi dan meluluhlantakkan segalanya memang sudah lama dikemukakan. Namun teori tersebut masih menjadi pro dan kontra di kalangan ilmuwan. Belum lama ini, ilmuwan dari University of Rochester menemukan bukti baru yang memperkuat teori tersebut.
Teori yang menyatakan bahwa pernah ada sebuah bintang atau benda langit yang melesat ke bumi dan meluluhlantakkan segalanya memang sudah lama dikemukakan. Namun teori tersebut masih menjadi pro dan kontra di kalangan ilmuwan. Belum lama ini, ilmuwan dari University of Rochester menemukan bukti baru yang memperkuat teori tersebut.
Di Antartika telah didapat sejumlah
kandungan mineral langka yang hanya terdapat dalam bebatuan purba. Kandungan
yang diduga keras berasal dari meteor bahan chondritic ini pertanda bahwa bahan
tersebut berasal dari angkasa luar. Asish Basu, ahli geokimia dari University
of Rochester, New York, yakin bahwa temuan tadi berasal dari periode
Permian-Triassic yakni 251 juta tahun silam. Pada masa itu pula sekitar 90
persen kehidupan laut dan 70 persen spesies darat musnah begitu saja akibat
suatu peristiwa besar.
Ø
Gas Kosmik
Pada 2001, ilmuwan Amerika Serikat (AS) juga sempat menemukan
sejumlah selubung kecil gas kosmik yang terjebak dalam bebatuan dari periode
zaman Permian-Triassic. Gas kosmik ini terdiri atas isotop helium dan argon
yang biasa terdapat pada angkasa luar bersama dengan atom karbon. Molekul-molekul berbentuk bola yang dikenal
dengan nama buckyballs atau fullerenes ini sangat tidak biasa dijumpai di bumi,
sebab biasanya bahan zat ini tersimpan di dalam batuan angkasa luar.
Selubung gas ini berisi setidaknya 60 atom karbon dalam struktur menyerupai bola kaki. Para ilmuwan meyakini bahwa fullerenes ini berasal dari angkasa luar karena biasanya gas-gas ini memiliki rasio yang aneh dari isotop yang disinyalir terbuat di atmosfer bintang yang meledak sebelum matahari ada. Sejumlah selubung gas juga ditemukan di situs-situs di Jepang, Cina dan Hungaria di mana masih tertinggal lapisan sedimen dari masa Permian-Triassic.
Selubung gas ini berisi setidaknya 60 atom karbon dalam struktur menyerupai bola kaki. Para ilmuwan meyakini bahwa fullerenes ini berasal dari angkasa luar karena biasanya gas-gas ini memiliki rasio yang aneh dari isotop yang disinyalir terbuat di atmosfer bintang yang meledak sebelum matahari ada. Sejumlah selubung gas juga ditemukan di situs-situs di Jepang, Cina dan Hungaria di mana masih tertinggal lapisan sedimen dari masa Permian-Triassic.
Para ilmuwan juga memperkirakan jenis asteorid atau komet apa yang
telah menabrak bumi dan memicu kepunahan massal. Diduga asteroid tersebut
berukuran antara enam hingga 12 kilometer panjangnya.
Perkiraan ukuran ini didapat dari dua faktor, yakni kalau ukuran asteroid itu lebih kecil dari enam kilometer maka efek yang ditimbulkannya tidak akan begitu besar. Dan apabila lebih besar dari 12 kilometer maka akan terdapat lebih banyak selubung gas misterius di seantero dunia.
Tidak semua ilmuwan setuju dengan teori tersebut. Kalangan ilmuwan lain membuktikan bahwa beberapa spesies masih tetap bisa bertahan hidup atas kondisi apa pun yang terjadi saat itu.
Perkiraan ukuran ini didapat dari dua faktor, yakni kalau ukuran asteroid itu lebih kecil dari enam kilometer maka efek yang ditimbulkannya tidak akan begitu besar. Dan apabila lebih besar dari 12 kilometer maka akan terdapat lebih banyak selubung gas misterius di seantero dunia.
Tidak semua ilmuwan setuju dengan teori tersebut. Kalangan ilmuwan lain membuktikan bahwa beberapa spesies masih tetap bisa bertahan hidup atas kondisi apa pun yang terjadi saat itu.
Dengan kata lain, bencana yang dianggap sangat besar tidak terlalu
mengganggu kehidupan organisme masa itu. Rekaman dari temuan fosil
memperlihatkan beberapa spesies daratan masih bertahan hidup sampai sekarang
walau telah mengalami evolusi bentuk. Sebut saja reptil purba yang bernama
procolophonoids. Mereka masih bisa terus bertahan hidup setelah masa
dinosaurus. Sementara bagaimana sejumlah hewan vertebrata masih terus hidup
hingga hari ini masih menjadi misteri.
Ø
Dua Ledakan
Ada pula sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa kepunahan massal
bumi disebabkan oleh ledakan berkali-kali gunung berapi. Dr Luann Becker dari
University of Washington berargumen, ”Untuk bisa memusnahkan 90 persen makhluk
hidup perlu ledakan atau serangan lebih dari satu arah.” Kepunahan yang terjadi
251 juta tahun silam merupakan kepunahan terbesar dalam sejarah bumi. Setidaknya
ada 15.000 spesies yang musnah karenanya. Maka sangat logis kalau ledakan yang
terjadi bukan hanya sekali namun berkali-kali. Dan itu bisa saja berasal dari
bawah permukaan bumi, yakni lava yang tersimpan di seantero kedalamannya. Namun
ada pula teori yang menyatakan bahwa tabrakan asteorid yang mengenai bumi bisa
jadi berasal dari dua arah berbeda. Atau bisa pula memang ada dua kali bencana
besar yang menyebabkan dua kali kepunahan massal di bumi. ”Keduanya sama-sama
membuat dinosaurus lenyap dari bumi,” komentar Poreda. Pada tahun 1996 Poreda dan Becker menemukan
selubung gas fullerenes di sebuah cekungan besar di Kanada yang disinyalir
berasal dari angkasa luar dua miliar tahun silam. Usia ini jauh lebih tua
dibanding dengan perkiraan asteroid menabrak bumi yang terjadi 250 juta tahun
lalu.
D. Penemuan Asteroid yang Berpotensi Membahayakan Bumi
Dr. Nakamura, seorang astronom dari Jepang
membuat sejumlah penemuan lain tentang asteroida. Mereka percaya bahwa debu
telah terbaring pada permukaan asteroida selama kira-kira delapan juta tahun.
Sebuah asteroid
yang termasuk di dalam daftar batu angkasa berpotensi membahayakan bumi ditangkap kamera
melalui planet kita pada bulan ini. Ternyata, ukurannya lebih besar daripada yang
diperkirakan para astronom. Asteroid itu melewati bumi pada 19 April dan
datang dalam 1,5 juta mil (2,4 juta km) dari Bumi. Ini kira-kira enam kali
jarak antara Bumi dan bulan.
Para astronom menggunakan sistem radar planet pada teleskop
radio Arecibo terkenal di Arecibo, Puerto Rico, untuk memoto asteroid, bernama
2005 YU55, selama empat hari yang dimulai pada 19 April. Foto itu
memperlihatkan asteroid tampak sebagiannya menyala saat terbang melalui sistem
surya. "Pada saat itu, kami telah mengklasifikasikan 2005 YU55 sebagai
ancaman potensial," kata Steve Chesley, seorang ilmuwan dengan Near-Earth
Object Program Office NASA di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California.
Chesley
mengatakan pengamatan Arecibo terbaru itu memungkinkan para astronom untuk
tidak memperkirakan 2005 YU55 memukul Bumi sampai 100 tahun ke depan. Tambahan
pengamatan yang lebih baik akan membantu memperbaiki perkiraan tersebut. Pengamatan
Arecibo mengungkapkan beberapa rincian baru yang tak terduga tentang batu
angkasa yang dekat itu. Para astronom menemukan bahwa asteroid tersebut
berukuran sekitar 1.300 kaki (400 meter) dan dua kali lebih besar dari dugaan
sebelumnya.
Asteroid 2005
YU55 pertama kali ditemukan oleh astronom Robert McMillan, tim deteksi
Spacewatch, pada 28 Desember 2005. Dan ini bukan satu-satunya kesempatan para
astronom untuk mempelajari 2005 YU55. Pada 8 November 2011, asteroid tersebut
akan menyelesaikan perjalanan mengelilingi matahari dan mampir ke Bumi lagi
dengan memasuki orbit bulan. Asteroid ini seharusnya terbang pada jarak 191.120
mil (307.577 km), sekitar delapan per sepuluh jarak antara Bumi dan Bulan.
Jarak dari bumi ke bulan adalah rata-rata sekitar 238.900 mil (384.472 km). Asteroid
tersebut tidak menimbulkan risiko yang berdampak pada Bumi saat kembali tahun
depan. Tapi, para astronom akan terus mengawasinya.
Selain itu ada pula yang
digolongkan berbahaya bagi bumi (Potentially Hazardous Asteroid/PHA)
telah ditemukan. Robert Holmes,
seorang astronom dari Astronomical Research Institute
menemukan asteroid ini ketika melakukan pengamatan sebuah asteroid lain pada 31
Januari 2009. Pada saat itu Holmes sedang melakukan pengamatan lanjutan
asteroid 2008 EV5. Holmes sendiri aktif mengoperasikan teleskopnya di
Astronomical Research Institute, yang merupakan bagian dari program NASA’s
Near Earth Observation dan proyek Killer Asteroid.
Hanya dalam beberapa tahun, Holmes telah menemukan 250 asteroid, 6 Supernova,
dan 1 komet. Selain itu dia juga memproduksi foto astronomi untuk kepentingan
pendidikan dan keperluan publik.
Beberapa jam setelahnya seorang
guru dari Ranger High School Texas dan murid dari Bulgarian
Academy of Science, K. Dankov, juga mengidentifikasi adanya asteroid ini.
Penemuan objek yang juga tergolong sebagai NEO (Near Earth Object) ini juga
telah dikonfirmasi oleh Silver Spring Observatory, Sandlot Observatory,
dan Magdalena Ridge Observatory. Objek ini diduga sebagai
objek yang memiliki kemungkinan menumbuk bumi setelah tahun 2042. Asteroid ini
juga telah dimasukkan dalam daftar objek yang beresiko di website NASA/JPL dan
sampai saat ini telah terdaftar 1015 PHA termasuk asteroid ini.
Asteroid yang dinamakan 2009 BD81
ini akan mendekati bumi pada 27 Februari 2009 dan berada pada jarak tujuh juta
km dari bumi. Pada tahun 2042 diperkirakan asteroid ini akan berada pada jarak
31.800 km dari bumi dan akan semakin mendekat pada tahun 2046. Data dari
NASA/JPL menunjukkan 2009 BD81 termasuk asteroid berukuran kecil dengan
diameter 0.314 km dan memiliki 10 kemungkinan tumbukan yang beresiko dalam
kurun waktu 100 tahun dimulai dari tahun 2042. Akan tetapi Holmes juga
menyatakan kemungkinan asteroid ini menumbuk bumi dalam rentang waktu 33 tahun
ke depan sangat kecil. Pengamatan lebih lanjut sangat diperlukan agar
pengetahuan tentang orbit asteroid ini dapat ditentukan dengan tepat.
Asteroid yang diperkirakan bisa
menyebabkan bencana seperti yang menyebabkan kepunahan dinosaurus. Meski
demikian, ternyata tidak ada satu pun dari asteroid tersebut yang membahayakan
Bumi dalam beberapa abad ke depan. “Kita sekarang tahu di mana mereka dan ke
mana mereka pergi. Ini benar-benar mengurangi risiko kita untuk dihantam,” kata
Amy Mainser dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena dalam konferensi
pers, Kamis (29/9/2011).
Salah satu asteroid raksasa yang
terbesar memiliki diameter 1.000 meter. Jumlah asteroid raksasa yang ditemukan
ada 911 buah dari 981 buah yang diperkirakan ada. Selain berhasil
mengidentifikasi 90 persen asteroid raksasa, NASA juga berhasil mengetahui
bahwa asteroid-asteroid berukuran sedang berjumlah 44 persen lebih sedikit dari
yang diperkirakan. Ilmuwan belum menemukan asteroid sedang yang bisa
menghancurkan kota metropolitan. Meski demikian, ditegaskan bahwa lebih sedikit
bukan berarti tak ada ancaman. “Lebih sedikit bukan berarti tidak ada. Masih
banyak yang harus ditemukan di luar sana,” kata Mainser seperti dikutip AP.
Sebelumnya diperkirakan ada sekitar
30.000 asteroid ukuran sedang. Namun, perhitungan terakhir hanya mendapati
sekitar 19.500 asteroid. Jumlah asteroid dengan ukuran diameter 100-1.000 meter
yang telah ditemukan saat ini ada 5.200 buah. Informasi terbaru mengenai jumlah
asteroid ini berasal dari hasil observasi wahana antariksa Wide-field Infrared
Survey Explorer (WISE) yang diluncurkan pada 2009. Wahana antariksa ini
bertugas mencari obyek dekat Bumi, galaksi, bintang, dan obyek target kosmos
lainnya. Tak seperti wahana antariksa lainnya, WISE bisa mendeteksi obyek gelap
dan terang sehingga bisa memberikan data lebih akurat.
WISE mengambil sampel asteroid dengan
berbagai ukuran, lalu memperkirakan jumlah populasi yang ada sebenarnya. WISE
tidak dilengkapi dengan perangkat pendeteksi jutaan asteroid ukuran mini yang
berpotensi menghantam Bumi. Saat ini, WISE sedang ada dalam kondisi “hibernasi”
atau tak beraktivitas mendeteksi obyek dekat Bumi apa pun. Dengan keberhasilan
mengidentifikasi asteroid ini, NASA berhasil mencapai target yang ditetapkan
kongres pada 1998. Saat ini, NASA menyusun target untuk menemukan 90 persen
dari asteroid-asteroid yang ada yang berukuran sekitar 150 meter. Dikatakan,
proyek ini sudah berjalan 35 persen.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Asteroid adalah benda berukuran
lebih kecil daripada planet,
tetapi lebih besar daripada meteoroid,
umumnya terdapat di bagian dalam Tata
Surya.
2.
Asteroid merupakan benda langit yang mengorbit
Matahari dan terletak antara planet Mars dan Jupiter. Jumlah asteroid tidak
hanya satu melainkan puluhan, ratusan bahkan milyaran.
3.
Sebuah asteroid yang digolongkan berbahaya bagi
bumi (Potentially Hazardous Asteroid/PHA) telah ditemukan. Robert Holmes, seorang astronom
dari Astronomical Research Institute menemukan asteroid ini
ketika melakukan pengamatan sebuah asteroid lain pada 31 Januari 2009
4.
Asteroid yang diperkirakan bisa menyebabkan
bencana seperti yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.
5.
Salah satu asteroid raksasa yang terbesar
memiliki diameter 1.000 meter. Jumlah asteroid raksasa yang ditemukan ada 911
buah dari 981 buah yang diperkirakan ada.
Daftar Pustaka
Dibuat
oleh Arkhan, tanggal 08 November 2010 - 12:13am. Diakses tanggal29
November 2011