Kamis, 14 November 2013

makalah asteroid



BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
            Alam semesta tak terkira luasnya, terdapat kira-kira lebih dari 100 miliar galaksi. Galaksi adalah suatu sistem bintang yang berjumlah miliaran. Tata surya kita adalah salah satu anggota galaksi Milky Way (galaksi Bimasakti). Sistem tata surya terdiri atas matahari sebagai pusat, yang di kelilingi delapan planet dan bulan-bulannya serta benda-benda kecil antar planet, di antaranya adalah asteroid, komet dan meteoroid. Dan delapan planet yang mengitari matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus & Neptunus.
            Benda-benda antar planet dalam tata surya adalah Asteroid, Komet dan Meteoroid. Asteroid merupakan bongkah-bongkahan batuan yang terdapat dalam sabuk Asteroid, antara Mars dan Jupiter.
            Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai pengertian asteroid, penemu-penemu asteroid dan asteroid yang beresiko menghantam bumi.

1.2              Rumusan masalah
a.             Apa yang di maksud dengan  Asteroida ?
b.            Apa saja teori-teori yang berhubungan dengan asteroid?
c.             Apakah asteroid berpotensi membahayakan bumi?
d.            Dimana asteroid berpotensi membahayakan bumi?

1.3              Tujuan
a.             Untuk mengetahui asterioda dalam membahayakan bumi.
b.            Untuk mengetahui teori-teori yang berhubungan dengan asteroid.
c.             Untuk mengetahui siapa saja penemu asteroid.
d.            Untuk mengetahui letak asteroid yang berpotensi membahayakan bumi?


BAB II
ASTEROIDA MEMBAHAYAKAN BUMI
http://tntalk.files.wordpress.com/2009/05/asteroid.jpg

A.          Pengertian Asteroid
Pada tahun 1801, Piazzi seorang astronom bangsa Itali melakukan observasi dengan teleskop menemukan benda langit yang berdiameter lebih kurang 2 km beredar mengelilingi Matahari. Dalam beberapa tahun kemudian ternyata ditemukan pula beberapa benda semacam itu. Benda-benda itu mengorbit mengelilingi Matahari pada jarak antara Mars dan Yupiter. Pada awalnya orang menyebut benda ini sebagai planet, tetapi karena ukurannya jauh lebih kecil dari planet dan benda-benda ini sangat banyak jumlahnya. Maka benda-benda langit ini disebut asteroid atau planetoid (planet kecil). Jadi, asteroid adalah benda-benda langit berukuran kecil yang mengelilingi matahari pada lintasan tertentu. Bentuk sisinya tidak beraturan sehingga orang mengatakan bahwa asteroid adalah pecahan-pecahan sebuah benda langit. Bentuk lintasannya menyerupai lingkaran.
Jumlah asteroid tidak hanya satu melainkan puluhan, ratusan bahkan milyaran. Pada saat ini tercatat sebanyak 1.600 asteroid, tetapi jumlah sebenarnya tidak kurang dari 100.000 buah dengan massa keseluruhan hanya sekitar 0,001 dari massa bumi.
Karena banyak nya asteroid yang berkumpul di antara Mars dan Jupiter maka para astronom menyebut kawasan ini sebagai Sabuk Asteroid. Bentuk dari asteroid sendiri tidaklah seperti bumi dan bintang yang cenderung berbentuk bulat. Ada yang berbentuk batu lonjong dan ada pula yang berbentuk batu tak beraturan. Ukurannya pun bermacam-macam mulai dari 1 meter hingga puluhan meter. Komposisi bahan pembentukannya pun bermacam-macam, ada yang mayoritas tersusun dari batu dan ada pula yang tersusun dari besi. Jika asteroid ini melewati atmosfer bumi maka asteroid ini berganti nama menjadi Meteor dan ketika ia jatuh ke bumi maka ia akan berubah nama lagi menjadi Meteorit. Asteroid terbesar adalah Ceresyang yang mempunyai diameter kira-kira 772 km. Diduga 2% dari asteroid mempunyai diameter lebih dari 60 km. Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma ("ekor") sementara asteroid tidak.

B.           Teori yang berhubungan dengan Asteroida
Ø  Para ahli astronomi menyatakan dalam sebuah teori bahwa asteroid adalah sisa-sisa planet yang meledak sebelumnya mengorbit matahari di antara orbit-orbit Mars dan Jupiter. Planet tersebut bergerak hingga jarak yang terlalu dekat dengan Jupiter sehingga hancur karena adanya gaya gravitrasi planet Jupiter. Kepingan-kepingan planet saling berbenturan sehingga menyebabkan orbit-orbit yang berbeda.
Ø  Ada sebuah teori lain menjelaskan bahwa asteroid adalah bongkahan-bongkahan benda-benda angkasa yang tidak pernah dapat membentuk planet pada waktu sistem tata surya terbentuk. Hal ini karena adanya gaya gravitasi dari planet Jupiter, yang menghalangi bongkahan-bongkahan benda angkasa tersebut untuk saling menarik dan membentuk sebuah bentuk yang utuh.
Ø  Teori ”kiamat” pertama terjadi di bumi akibat tertabrak oleh asteroid. Bencana yang terjadi sekitar 250 juta tahun silam ini memicu kepunahan dinosaurus dan terjadinya perubahan sebaran struktur geologi planet kita.



C.          Asteroid membahayakan bumi 
Ilmuwan menemukan bukti baru yang menguatkan teori ”kiamat” pertama terjadi di bumi akibat tertabrak oleh asteroid. Bencana yang terjadi sekitar 250 juta tahun silam ini memicu kepunahan dinosaurus dan terjadinya perubahan sebaran struktur geologi planet kita.
Teori yang menyatakan bahwa pernah ada sebuah bintang atau benda langit yang melesat ke bumi dan meluluhlantakkan segalanya memang sudah lama dikemukakan. Namun teori tersebut masih menjadi pro dan kontra di kalangan ilmuwan. Belum lama ini, ilmuwan dari University of Rochester menemukan bukti baru yang memperkuat teori tersebut.
Di Antartika telah didapat sejumlah kandungan mineral langka yang hanya terdapat dalam bebatuan purba. Kandungan yang diduga keras berasal dari meteor bahan chondritic ini pertanda bahwa bahan tersebut berasal dari angkasa luar. Asish Basu, ahli geokimia dari University of Rochester, New York, yakin bahwa temuan tadi berasal dari periode Permian-Triassic yakni 251 juta tahun silam. Pada masa itu pula sekitar 90 persen kehidupan laut dan 70 persen spesies darat musnah begitu saja akibat suatu peristiwa besar.

Ø  Gas Kosmik
Pada 2001, ilmuwan Amerika Serikat (AS) juga sempat menemukan sejumlah selubung kecil gas kosmik yang terjebak dalam bebatuan dari periode zaman Permian-Triassic. Gas kosmik ini terdiri atas isotop helium dan argon yang biasa terdapat pada angkasa luar bersama dengan atom karbon.  Molekul-molekul berbentuk bola yang dikenal dengan nama buckyballs atau fullerenes ini sangat tidak biasa dijumpai di bumi, sebab biasanya bahan zat ini tersimpan di dalam batuan angkasa luar.
Selubung gas ini berisi setidaknya 60 atom karbon dalam struktur menyerupai bola kaki. Para ilmuwan meyakini bahwa fullerenes ini berasal dari angkasa luar karena biasanya gas-gas ini memiliki rasio yang aneh dari isotop yang disinyalir terbuat di atmosfer bintang yang meledak sebelum matahari ada. Sejumlah selubung gas juga ditemukan di situs-situs di Jepang, Cina dan Hungaria di mana masih tertinggal lapisan sedimen dari masa Permian-Triassic.
Para ilmuwan juga memperkirakan jenis asteorid atau komet apa yang telah menabrak bumi dan memicu kepunahan massal. Diduga asteroid tersebut berukuran antara enam hingga 12 kilometer panjangnya.
Perkiraan ukuran ini didapat dari dua faktor, yakni kalau ukuran asteroid itu lebih kecil dari enam kilometer maka efek yang ditimbulkannya tidak akan begitu besar. Dan apabila lebih besar dari 12 kilometer maka akan terdapat lebih banyak selubung gas misterius di seantero dunia.
Tidak semua ilmuwan setuju dengan teori tersebut. Kalangan ilmuwan lain membuktikan bahwa beberapa spesies masih tetap bisa bertahan hidup atas kondisi apa pun yang terjadi saat itu.
Dengan kata lain, bencana yang dianggap sangat besar tidak terlalu mengganggu kehidupan organisme masa itu. Rekaman dari temuan fosil memperlihatkan beberapa spesies daratan masih bertahan hidup sampai sekarang walau telah mengalami evolusi bentuk. Sebut saja reptil purba yang bernama procolophonoids. Mereka masih bisa terus bertahan hidup setelah masa dinosaurus. Sementara bagaimana sejumlah hewan vertebrata masih terus hidup hingga hari ini masih menjadi misteri.
Ø  Dua Ledakan
Ada pula sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa kepunahan massal bumi disebabkan oleh ledakan berkali-kali gunung berapi. Dr Luann Becker dari University of Washington berargumen, ”Untuk bisa memusnahkan 90 persen makhluk hidup perlu ledakan atau serangan lebih dari satu arah.” Kepunahan yang terjadi 251 juta tahun silam merupakan kepunahan terbesar dalam sejarah bumi. Setidaknya ada 15.000 spesies yang musnah karenanya. Maka sangat logis kalau ledakan yang terjadi bukan hanya sekali namun berkali-kali. Dan itu bisa saja berasal dari bawah permukaan bumi, yakni lava yang tersimpan di seantero kedalamannya. Namun ada pula teori yang menyatakan bahwa tabrakan asteorid yang mengenai bumi bisa jadi berasal dari dua arah berbeda. Atau bisa pula memang ada dua kali bencana besar yang menyebabkan dua kali kepunahan massal di bumi. ”Keduanya sama-sama membuat dinosaurus lenyap dari bumi,” komentar Poreda.  Pada tahun 1996 Poreda dan Becker menemukan selubung gas fullerenes di sebuah cekungan besar di Kanada yang disinyalir berasal dari angkasa luar dua miliar tahun silam. Usia ini jauh lebih tua dibanding dengan perkiraan asteroid menabrak bumi yang terjadi 250 juta tahun lalu.

D.             Penemuan Asteroid yang Berpotensi Membahayakan Bumi

Dr. Nakamura, seorang astronom dari Jepang membuat sejumlah penemuan lain tentang asteroida. Mereka percaya bahwa debu telah terbaring pada permukaan asteroida selama kira-kira delapan juta tahun.
Sebuah asteroid yang termasuk di dalam daftar batu angkasa berpotensi membahayakan bumi ditangkap kamera melalui planet kita pada bulan ini. Ternyata, ukurannya lebih besar daripada yang diperkirakan para astronom. Asteroid itu melewati bumi pada 19 April dan datang dalam 1,5 juta mil (2,4 juta km) dari Bumi. Ini kira-kira enam kali jarak antara Bumi dan bulan. Para astronom menggunakan sistem radar planet pada teleskop radio Arecibo terkenal di Arecibo, Puerto Rico, untuk memoto asteroid, bernama 2005 YU55, selama empat hari yang dimulai pada 19 April. Foto itu memperlihatkan asteroid tampak sebagiannya menyala saat terbang melalui sistem surya. "Pada saat itu, kami telah mengklasifikasikan 2005 YU55 sebagai ancaman potensial," kata Steve Chesley, seorang ilmuwan dengan Near-Earth Object Program Office NASA di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California.
Chesley mengatakan pengamatan Arecibo terbaru itu memungkinkan para astronom untuk tidak memperkirakan 2005 YU55 memukul Bumi sampai 100 tahun ke depan. Tambahan pengamatan yang lebih baik akan membantu memperbaiki perkiraan tersebut. Pengamatan Arecibo mengungkapkan beberapa rincian baru yang tak terduga tentang batu angkasa yang dekat itu. Para astronom menemukan bahwa asteroid tersebut berukuran sekitar 1.300 kaki (400 meter) dan dua kali lebih besar dari dugaan sebelumnya.
Asteroid 2005 YU55 pertama kali ditemukan oleh astronom Robert McMillan, tim deteksi Spacewatch, pada 28 Desember 2005. Dan ini bukan satu-satunya kesempatan para astronom untuk mempelajari 2005 YU55. Pada 8 November 2011, asteroid tersebut akan menyelesaikan perjalanan mengelilingi matahari dan mampir ke Bumi lagi dengan memasuki orbit bulan. Asteroid ini seharusnya terbang pada jarak 191.120 mil (307.577 km), sekitar delapan per sepuluh jarak antara Bumi dan Bulan. Jarak dari bumi ke bulan adalah rata-rata sekitar 238.900 mil (384.472 km). Asteroid tersebut tidak menimbulkan risiko yang berdampak pada Bumi saat kembali tahun depan. Tapi, para astronom akan terus mengawasinya.
Selain itu ada pula yang digolongkan berbahaya bagi bumi (Potentially Hazardous Asteroid/PHA) telah ditemukan. Robert Holmes, seorang astronom dari Astronomical Research Institute menemukan asteroid ini ketika melakukan pengamatan sebuah asteroid lain pada 31 Januari 2009. Pada saat itu Holmes sedang melakukan pengamatan lanjutan asteroid 2008 EV5. Holmes sendiri aktif mengoperasikan teleskopnya di Astronomical Research Institute, yang merupakan bagian dari program NASA’s Near Earth Observation dan proyek Killer Asteroid. Hanya dalam beberapa tahun, Holmes telah menemukan 250 asteroid, 6 Supernova, dan 1 komet. Selain itu dia juga memproduksi foto astronomi untuk kepentingan pendidikan dan keperluan publik.
Beberapa jam setelahnya seorang guru dari Ranger High School Texas dan murid dari Bulgarian Academy of Science, K. Dankov, juga mengidentifikasi adanya asteroid ini. Penemuan objek yang juga tergolong sebagai NEO (Near Earth Object) ini juga telah dikonfirmasi oleh Silver Spring Observatory, Sandlot Observatory, dan Magdalena Ridge Observatory. Objek ini diduga sebagai objek yang memiliki kemungkinan menumbuk bumi setelah tahun 2042. Asteroid ini juga telah dimasukkan dalam daftar objek yang beresiko di website NASA/JPL dan sampai saat ini telah terdaftar 1015 PHA termasuk asteroid ini.
Asteroid yang dinamakan 2009 BD81 ini akan mendekati bumi pada 27 Februari 2009 dan berada pada jarak tujuh juta km dari bumi. Pada tahun 2042 diperkirakan asteroid ini akan berada pada jarak 31.800 km dari bumi dan akan semakin mendekat pada tahun 2046. Data dari NASA/JPL menunjukkan 2009 BD81 termasuk asteroid berukuran kecil dengan diameter 0.314 km dan memiliki 10 kemungkinan tumbukan yang beresiko dalam kurun waktu 100 tahun dimulai dari tahun 2042. Akan tetapi Holmes juga menyatakan kemungkinan asteroid ini menumbuk bumi dalam rentang waktu 33 tahun ke depan sangat kecil. Pengamatan lebih lanjut sangat diperlukan agar pengetahuan tentang orbit asteroid ini dapat ditentukan dengan tepat.
Asteroid yang diperkirakan bisa menyebabkan bencana seperti yang menyebabkan kepunahan dinosaurus. Meski demikian, ternyata tidak ada satu pun dari asteroid tersebut yang membahayakan Bumi dalam beberapa abad ke depan. “Kita sekarang tahu di mana mereka dan ke mana mereka pergi. Ini benar-benar mengurangi risiko kita untuk dihantam,” kata Amy Mainser dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena dalam konferensi pers, Kamis (29/9/2011).
Salah satu asteroid raksasa yang terbesar memiliki diameter 1.000 meter. Jumlah asteroid raksasa yang ditemukan ada 911 buah dari 981 buah yang diperkirakan ada. Selain berhasil mengidentifikasi 90 persen asteroid raksasa, NASA juga berhasil mengetahui bahwa asteroid-asteroid berukuran sedang berjumlah 44 persen lebih sedikit dari yang diperkirakan. Ilmuwan belum menemukan asteroid sedang yang bisa menghancurkan kota metropolitan. Meski demikian, ditegaskan bahwa lebih sedikit bukan berarti tak ada ancaman. “Lebih sedikit bukan berarti tidak ada. Masih banyak yang harus ditemukan di luar sana,” kata Mainser seperti dikutip AP.
Sebelumnya diperkirakan ada sekitar 30.000 asteroid ukuran sedang. Namun, perhitungan terakhir hanya mendapati sekitar 19.500 asteroid. Jumlah asteroid dengan ukuran diameter 100-1.000 meter yang telah ditemukan saat ini ada 5.200 buah. Informasi terbaru mengenai jumlah asteroid ini berasal dari hasil observasi wahana antariksa Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) yang diluncurkan pada 2009. Wahana antariksa ini bertugas mencari obyek dekat Bumi, galaksi, bintang, dan obyek target kosmos lainnya. Tak seperti wahana antariksa lainnya, WISE bisa mendeteksi obyek gelap dan terang sehingga bisa memberikan data lebih akurat.
WISE mengambil sampel asteroid dengan berbagai ukuran, lalu memperkirakan jumlah populasi yang ada sebenarnya. WISE tidak dilengkapi dengan perangkat pendeteksi jutaan asteroid ukuran mini yang berpotensi menghantam Bumi. Saat ini, WISE sedang ada dalam kondisi “hibernasi” atau tak beraktivitas mendeteksi obyek dekat Bumi apa pun. Dengan keberhasilan mengidentifikasi asteroid ini, NASA berhasil mencapai target yang ditetapkan kongres pada 1998. Saat ini, NASA menyusun target untuk menemukan 90 persen dari asteroid-asteroid yang ada yang berukuran sekitar 150 meter. Dikatakan, proyek ini sudah berjalan 35 persen.

BAB III
PENUTUP

3.1             Kesimpulan                                                                                             
1.      Asteroid adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya.
2.      Asteroid merupakan benda langit yang mengorbit Matahari dan terletak antara planet Mars dan Jupiter. Jumlah asteroid tidak hanya satu melainkan puluhan, ratusan bahkan milyaran.
3.      Sebuah asteroid yang digolongkan berbahaya bagi bumi (Potentially Hazardous Asteroid/PHA) telah ditemukan. Robert Holmes, seorang astronom dari Astronomical Research Institute menemukan asteroid ini ketika melakukan pengamatan sebuah asteroid lain pada 31 Januari 2009
4.      Asteroid yang diperkirakan bisa menyebabkan bencana seperti yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.
5.      Salah satu asteroid raksasa yang terbesar memiliki diameter 1.000 meter. Jumlah asteroid raksasa yang ditemukan ada 911 buah dari 981 buah yang diperkirakan ada.









Daftar Pustaka
Dibuat tanggal 25 Januari, 2011 . Diakses tanggal 29 November 2011

29 November 2011










Tidak ada komentar:

Posting Komentar